Friday, January 22, 2016

Sometimes Things Have To Go VERY WRONG before they COULD BE RIGHT..


Waktu kecil, aku menyaksikan ibuku bertahan hidup bertahun-tahun menanggung beban rindu. Ayahku pergi ke alamat yang tidak dikenal surat. 


Pada suatu hari, aku melihat ibuku menangis. Sejak hari itu, aku berharap bisa punya pabrik pengalengan rindu. Aku ingin ada tanggal batas rindu layak dikonsumsi. Aku tidak ingin melihat jiwaku dan jiwa siapapun sakit atau keracunan rindu yang kelelahan menunggu.


Aku tidak selalu punya pertemuan kedua. Aku ingin selalu belajar berbaik hati dari kenyataan menyedihkan itu.
Aku tidak ingin membiarkan orang lain hidup dengan kesan buruk dari pertemuan pertama tentang aku dan utamanya, sebaliknya.
Tetapi kau dan aku memiliki ribuan pertemuan sebelum ini, sebelum bertahun-tahun aku rindu pertemuan sekali lagi.


Kata ‘pulang’ selalu terdengar jauh lebih indah daripada ‘pergi’. Tetapi orang harus rindu untuk bisa menikmati keindahan pulang. Barangkali itu alasan yang membuat kau pergi dariku, dari orang yang mencintaimu.


Semoga kau, seperti aku, menyukai lembab senyum seorang yang gemetar berdiri di hadapan seorang yang pulang.


Pada saat-saat tertentu, ketika merindukan kau misalnya, aku menemukan Tuhan untuk aku sembah. Kadang aku menamakan dia sakit yang nikmat dan tidak mau sembuh.


Di antara milyaran manusia, kadang datang saat ketika aku merasa tidak punya siapa-siapa. Tetapi, kata ibuku ketika mengajari aku Sembahyang, berdoa adalah menyadari bahwa kita tidak sendiri. Mengingat juga berdoa. Pada saat rindu, aku juga meyakini bahwa mengingat kau adalah cara menyelamatkan hidup seseorang.
Hidupku...


Seluruh ketiadaan kau adalah kesunyian. Jika aku menikmatinya, ia bernama kesunyian. Jika aku tidak menikmatinya, ia bernama kesepian.


Dulu, aku dan kau selalu berbincang perihal kesunyian. Sekarang, aku dan kesunyian selalu berbincang perihal... Kau :)

No comments:

Post a Comment